Al-Huda 2014: Open House BPU, Pendidikanku untuk Masa Depanku

DSCF2282

          Selasa (29/4) pukul 15.45 pendopo Tejokusumo ramai. Sore itu Bidang Pelayanan Umat dari Al huda melaksanakan Warung Hati dalam rangka Open House Al huda 2014. Seperti yang dijelaskan oleh ketua Panitia Open House, Muhammat Fandi, dalam sambutannya di awal acara Warung Hati ini bahwa acara Open House bertujuan untuk memperkenalkan Al Huda sebagai UKMF kepada masyarakat FBS dan UNY. Warung Hati yang bertema “pendidikan Untuk Masa Depanku” ini adalah agenda perdana dari Al Huda dalam serangkaian acara Open House. Selain dalam rangka mengisi agenda Open House yang  bertema “Muslim Budayawan Berprestasi Tiada Henti”, tema yang diangkat Warung Hati kali ini juga berhubungan dengan hari pendidikan yang jatuh pada tanggal 2 Mei besok. Pembicara yang mengisi agenda Warung Hati ini adalah Ustadz yang sudah tidak asing lagi tidak diragukan lagi ilmunya yaitu Ustadz Nizam Zulfikar dan juga seorang tokoh penting di FBS yang terkenal dengan prestasi akademik dan organisasinya, yaitu Ketua BEM FBS 2014, Rony K. Pratama.

                 Musikalisasi drama singkat yang dipersembahkan oleh BSBK management menambah meriah acara pada sore itu. Dalam musikalisasi drama tersebut menyiratkan sebuah pesan tentang alam semesta yang kini tak lagi bersahabat. Diawali pembukaan moderator dengan membacakan CV dari kedua pembicara. Meneroka Ilmu dari Lelah hingga Lillah, nahh loo apaan tuhh? Ini nih yang disampaikan oleh pembicara pertama pada sore hari itu. Hal tersebut disampaikan oleh Rony K. Pratama mengenai manusia muslim tidak perlu menjadi orang asing, yang terpenting itu manusia muslim tidak melakukan diskriminasi social dan tetap melakukan komunikasi terhadap orang sekitar. Sebenarnya hal tersebut sudah jauh ama disampaikan oleh Rasulullah pada piagam yang isinya mengenai perbedaan umat.

                Beranjak ke pembicara yang ke-2, Ustadz Nizam Zulfikar mulai menjelaskan tema sore itu. Ketika manusia meninggal pahala yang masih mengalir ada 3 yakni, ilmu yang bermanfaat, doa anak soleh, dan amal jariyah. Seperti visi yang diungkapkan oleh Rasulullah yaitu tuntutlah ilmu dari engkau lahir hingga akhirnya engkau di liang lahat. Dan rasulullah dapat mengubah masa jahilliyah melalui pendidikan. Hanya dalam 23 tahun, Rasulullah mengubah peradaban manusia pada zaman itu 180 derajat. Ustadz Nizam pun menegaskan bahwa manusia mencari pendidikan seharusnya memang untuk tujuan dunia dan akhirat, karena dalam hadist pun sudah dijelaskan bahwa ketika kita menginginkan dunia dan akhirat, keduanya haruslah menggunakan ilmu.

                Mencari ilmu pun tidak memandang umur, karena rasulullah sendiri saat masih berumur 12 tahun sudah mendapatkan pembelajaran yang sangat tinggi, yaitu melakukan perdagangan internasional. Dan karena sejak kecil rasulullah sudah belajar berdangan dengan jujur, maka saat melamar Khadijah pun beliau mampu memberikan mahar yang sangat banyak. Maka dari itu, selalu yakinlah bahwa kita sebagai seorang muslim mampu menjadi orang hebat ketika dalam proses belajar kita meniatkan hanya untuk Allah dan akhirat, maka hasil dari proses belajar pun akan diridhoi oleh Allah.

                Antusias para peserta di acara ini dibuktikan dengan timbulnya pertanyaan-pertanyaan kritis dari para peserta. Pertanyaan pertama yang disampaikan oleh Huriah Raidah (PBSI 2013) berkaitan dengan kalimat “Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya bukan dari ilmunya melainkan dari akhlaknya”. namun pertanyaan tersebut dijawab oleh kedua pembiacara bahwa Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya dari ilmu dan akhlaknya. karena Akhlak yang baik berasal dari ilmu yang dimiliki. sedangkan pertanyaan yang kedua disampaikan oleh Yudi (Pendidikan Seni Musik) yang menyangkut dengan bagaimana sebenarnya pandangan islam terhadap hukum poligami.

                Adzan maghrib yang berkumandang menandakan selesainya acara Warung Hati pada sore hari ini. Materi yang disampaikan memang menarik dan menambah wawasan para peserta, namun ada beberapa peserta yang hendak bertanya tidak sempat mengajukan pertanyaannya dikarenakan waktu yang memang tidak mencukupi, namun tidak mengapa karena mereka pasti akan tetap terus untuk menimba ilmu hingga akhir hayatnya kelak.

Tinggalkan komentar